Lusi membaringkan tubuh Keke di atas tempat tidur dengan susah. Wanita sialan itu benar-benar menguras emosi dan tenaganya malam ini. Bisa-bisanya ia mabuk sampai tak sadarkan diri.
"Jika kau bangun besok, aku tidak akan mengajakmu berbicara," omel Lusi, sembari menunjuk wajah Keke yang telah tertidur.
Lusi berjalan ke meja rias untuk menghapus riasan di wajahnya. Tidak nyaman rasanya, memakai riasan setebal itu.
"Arkan?"
Wanita itu buru-buru meraih ponsel, tatkala melihat panggilan video dari Arkan. Dua hari tidak bertemu, rindu itu rasanya semakin menyeruak.
"Hai," sapa Lusi, melambaikan tangan.
"Hai. Kau sudah pulang?"
"Sudah. Kau dari mana? Wajahmu terlihat sangat lelah."
Arkan terlihat membuka pintu lemari dan mengganti pakaiannya di depan Lusi tanpa rasa canggung. Meski hanya melalui panggilan video, tetap saja tubuh atletis pria itu terpampang nyata di depan Lusi.