Puluhan menit berlalu. Meja makan milik Arkan masih dihuni oleh teman-temannya. Sedangkan si pemilik belum keluar dari kamar.
Lusi melihat toples berisi permen di atas meja yang terletak di sudut ruangan tersebut. Dia mengambil satu buah permen dan mengemutnya.
"Keke, bantu aku merapikan piring-piring ini," ucap Lusi menginterupsi.
"Ayo."
Keke dan Lusi merapikan piring-piring kotor dan mencucinya. Sedangkan Jevon dan April duduk di sofa ruang tamu sembari merenung.
Mereka merasa bersalah pada Arkan, karena keduanya berpikir bahwa Arkan benar-benar marah dan tidak keluar dari kamar sedari tadi.
"Ini semua salahmu." April membuka suara, memulai bibit pertengkaran yang mungkin akan berbuah sebentar lagi.
"Kau tidak bisa menyalahkanku seperti itu. Justru itu semua karenamu. Kau yang lebih dulu memulai," balas Jevon tidak mau kalah.
Ada beberapa orang mengatakan, bahwa wanita selalu benar. Meski mereka salah, tetap akan dianggap benar.