"Huh ... menghilang seharian dan pulang tengah malam. Apa yang kau lakukan di luar sana, Lusi?"
Lusi terkejut melihat April yang masih duduk di ruang tamu, dengan setoples camilan di pelukannya.
"K-kau ... Mengapa kau belum tidur?" tanya Lusi berbalik. Dia menghampiri April dan duduk di sofa yang terpisah.
"Aku tidak bisa tidur. Kebetulan di rumahmu ada camilan. Maafkan aku, membuat dua toples camilanmu habis." April menyengir seperti kuda. Bedanya, dia tidak menimbulkan suara.
"O-oh. Tidak masalah. Stok camilanku masih banyak. Karena kau terlihat senang, aku akan mengambilkan semuanya untukmu."
April memperhatikan Lusi sedikit bingung. Wanita itu tampak terburu-buru dan membuka sebuah lemari di dapur. Ia kembali dengan dua toples camilan lainnya.
"Kue pisang kering untukmu. Cobalah."
"Ada apa denganmu? Mengapa kau terlihat gugup sejak tadi?"
Lusi memegangi wajahnya dan bergerak impulsif. "Apa yang terjadi denganku? Bukankah aku terlihat baik-baik saja?"
