"Jevon, ayo bangun. Apa kau ingin tertidur selamanya?"
Keke memukul pelan lengan April. "Jaga ucapanmu. Jevon pingsan juga karena ulahmu."
April mendengkus pelan. Terhitung sudah hampir dua puluh menit Jevon belum sadarkan diri. April dan Keke sudah berulang kali mengoles minyak angin pada lubang hidung dan beberapa tempat yang mudah masuk angin.
"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Apa kita harus membawa Jevon ke rumah sakit?"
"Tidak. Dia hanya pingsan. Mungkin Jevon kelelahan atau dehidrasi. Sebentar lagi pasti sadar." Keke terus memperhatikan wajah Jevon yang terlihat pucat. Pria itu sepertinya benar-benar sakit, karena menahan lapar sejak siang.
"Tolong ambilkan air putih, aku akan mencoba memberinya minum."
April mengangguk cepat. Dia bergegas mengambil segelas air dan memberikannya pada Keke.
Dengan cekatan dan sangat hati-hati, Keke mengangkat kepala Jevon perlahan, dia menempelkan gelas tepat di depan bibir pria itu, lalu meminumkannya pada Jevon perlahan.