"Lusi, sebentar lagi kita harus menemui Mas Arman." Suara Keke terdengar dari dalam kamarnya, wanita itu memang tengah bersiap sejak tadi.
"Sekarang juga?"
"Ya. Cepat bersiap."
Lusi menghela napas malas dan beranjak dari duduknya. April sudah pulang sejak tadi. Lusi mengganti pakaiannya menjadi lebih pantas daripada tadi, dia juga memoleskan riasan tipis agar terlihat lebih segar.
"Ayo."
Keke mengangkat wajah dan berdiri ketika Lusi menghampirinya. "Kita akan membahas direct seling dan sesi tanda tangan untuk pertama kalinya."
Lusi mengangguk mengerti. Dia menoleh ke arah apartemen Arkan, berharap pria itu tiba-tiba keluar. Lusi sangat merindukannya.
"Bukankah Arkan sudah pergi sejak pagi?" tanya Keke, membuyarkan pandangan Lusi.
"Ya. Tapi tetap saja aku berharap dia muncul."
"Kau terlalu mencintainya, Lusi. Hati-hati dengan perasaanmu."