"Ke mana dia? Sudah hampir jam dua belas malam, tapi belum pulang juga."
"Keke, sabarlah. Mungkin mereka masih di jalan. Lagi pula, pasangan mana yang akan ingat rumah, ketika sedang berduaan?"
Keke menghampiri April dengan segala keresahannya. "Lusi tidak pernah pergi hingga larut seperti ini. Apa kau tahu?"
April meletakkan makanannya di atas meja dan mengubah posisi menghadap Keke. "Lihat dirimu, kau sudah seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya. Kau ingat berapa usia Lusi sekarang? Ia sudah bukan anak usia lima tahun lagi, tapi sudah dua puluh lima tahun."
Meski yang dikatakan April cukup masuk akal, tetap saja Keke cemas. Dia takut Lusi diperlakukan tidak baik oleh Arkan.
"Beri dia kepercayaan. Kau tahu bahwa mereka saling mencintai. Dan kau juga harus tahu, orang yang mencintai tidak akan memperlakukan kekasihnya dengan tidak baik."
"Mereka belum resmi berpacaran," cetus Keke.