"Sudah sampai?"
Lusi menganggukkan kepalanya pelan. Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya mereka sampai di Surabaya, lebih tepatnya di kediaman orang tua Lusi.
"Turunlah," pinta Arkan sembari menggenggam tangan kekasihnya.
"Ar, aku takut. Bagaimana jika ibu dan ayah tidak mau menerimaku lagi?"
"Ada aku, semuanya akan baik-baik saja."
Dengan bermodalkan tekad, Lusi akhirnya turun dari taksi diikuti oleh Arkan di belakangnya.
Mereka berdiri di depan rumah sederhana yang sudah bertahun-tahun tidak Lusi datangi.
"Kau tenang saja, ibu dan ayahmu pasti tidak akan mungkin melupakan putrinya. Apalagi, sekarang kau telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang mandiri."
"Kau benar. Aku harus segera masuk dan menemui mereka."
"Ayah, ayo cepat! Sebelum busnya berangkat, aku sudah tidak sabar ingin bertemu Lusi."
Lusi yang melihat Alva keluar dari rumah langsung mematung, Bibirnya bergetar, bersamaan dengan air mata yang luruh begitu saja.
"Ibu .... "
