"Sayang, tolong jangan marah. Aku benar-benar minta maaf."
April melipat kedua tangannya di depan dada. Dia membelakangi Jevon yang masih berusaha membujuk.
"Aku sempat ingin membangunkanmu, tapi aku takut mengganggu waktu istirahatmu, April. Kau tahu sendiri, aku sangat tidak tega melihatmu kelelahan."
"Aku tidak ingin mendengar penjelasanmu! Seharusnya kau membawakanku makan siang, bukan hanya untuk dirimu sendiri!"
Jevon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia menyesal sekarang, karena tidak membangunkan April sore tadi.
"Baiklah, aku mengaku bersalah di depanmu." Pria itu berdiri di depan April dengan kepala menunduk dan kedua tangan berada di depan. Persis seperti seorang siswa yang tengah dihukum oleh guru.
Hati April perlahan melembut, melihat wajah Jevon yang memelas dan nampak sedih.
Wanita itu menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. "Baiklah, aku akan memaafkanmu."