"Apa kau tidak bisa tidur?"
"Iya." Lusi mengangguk. "Padahal aku yang lebih dulu mengantuk daripada Keke dan April." Dia terkekeh, sembari menatap hamparan air laut di depannya.
"Kau sendiri, kenapa tidak istirahat?"
Dave menghela napas ringan dan menatap ke atas langit. "Sama sepertimu. Aku tidak terbiasa tidur siang atau sore."
"Memang. Karena kau setiap hari berada di resto."
Kedua sudut bibir Dave terangkat. Dia menoleh ke samping, menatap Lusi yang tengah menertawakannya.
"Tapi, Dave, mengapa kau tidak menikah saja? Bukankah usiamu sudah mencukupi batas untuk menikah?"
"Lusi, sudah berapa kali kau menanyakan ini padaku? Bukankah aku sudah menjawabnya, bahwa aku masih belum ingin menikah."
Lusi menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Dia cengengesan seperti orang gila.
"Maafkan aku. Sepertinya aku lupa, karena banyak sekali yang aku pikirkan akhir-akhir ini."