"Sial!" Belania mengumpat dan melempar barang-barang di sekitarnya.
"Ternyata mereka sudah mendapatkan bukti?"
Yuke di sampingnya mengangguk. "Itu yang aku dengar saat konferensi pers sore tadi. Dan kau, mengapa bisa kau lupa, bahwa di ruangan Arman ada kamera pengintai?"
"Yuke, aku tidak tahu. Aku pikir karyawan biasa seperti Arman tidak akan memiliki kamera pengintai di dalam ruangannya."
Belania sibuk menolak panggilan dari berbagai media dan Audy. Dia tahu, pasti temannya itu akan marah besar padanya.
"Sudahlah, semuanya sudah terjadi. Sekarang kita harus memikirkan cara untuk mengatasi semua ini."
"Aku sudah tidak bisa berpikir lagi, Yuke. Sekarang semua orang pasti tengah mencariku untuk memberi keterangan, juga pengakuan."
Yuke menghela napas berat. Sejak awal dia sudah menduga, bahwa rencana Belania ini tidak akan berjalan sempurna.
Apalagi dia sangat mengenal seperti apa sifat Belania. Ia adalah wanita ceroboh, yang tidak memikirkan konsekuensi.
