"Lusi! Coba kau lihat ini!"
Lusi langsung menyipitkan mata, tatkala Keke langsung menyodorkan ponsel kepadanya.
"Ada apa? Mataku silau," keluh Lusi yang masih menghalau matanya dengan tangan.
"Lihat berita ini!"
Lusi akhirnya bergerak, mengubah posisinya menjadi bersandar di kepala ranjang. Dia meraih ponsel Keke dan kedua bola matanya membulat sempurna.
"ASTAGA! SIAPA YANG MENYEBARKAN FITNAH SEPERTI INI?"
Suara ketukan membuat Lusi beranjak dan membuka pintu rumahnya.
"Apa kau baik-baik saja?" Arkan meraih kedua bahu Lusi dan menatapnya cemas.
Wanita itu menghela napas berat dan menarik Arkan masuk. "Kemarin masih baik-baik saja. Tapi sekarang, rasanya kepalaku hampir pecah."
"Lusi, kita harus segera mencari tahu siapa yang menyebarkan rumor semacam ini."
"Tapi siapa, Keke? Siapa yang menyebarkan rumor seperti itu? Aku sama sekali tidak menjiplak karya lain. Aku juga tahu, plagiarisme sangat dilarang dalam industri ini."