Setelah cintanya ditolak habis-habisan oleh Arkan, Daisy berubah menjadi wanita pendiam. Dia hanya menyendiri dan tidak melakukan apa pun ketika jam kosong.
Padahal Daisy telah menganggap bahwa kehadiran Arkan adalah obat untuknya. Namun pria itu dengan teganya mengatakan, bahwa ia tidak mencintainya.
Mungkin Daisy egois karena tidak menerima kenyataan dengan legowo. Namun jauh di dalam lubuk hatinya, dia juga merasa bersalah dan tidak ingin kehilangan Arkan. Apalagi persahabatan mereka sudah terjalin sejak lama.
"Mau apa kau datang kemari?" Daisy menatap lurus ke depan.
"Tidak ada. Aku datang hanya untuk menertawakanmu."
Daisy tersenyum miring dan melirik Eflin sekilas. "Atas dasar apa kau ingin menertawakanku? Apa aku terlihat lucu di matamu?"
"Tidak usah terlalu naif, Daisy. Aku tahu kau pasti marah dan dendam pada Arkan atau Lusi. Tapi mengapa kau masih diam saja?"