"Hai."
Dave melambaikan tangan dan keluar dari mobil. Pria itu menghampiri Keke, sembari membantu membawa barang yang ada di tangan sahabat Lusi.
"Biar aku saja," tolak Keke halus. Meski tidak ada lagi pendar-pendar cinta di sorot matanya, tetap saja Keke tidak enak. Terlebih dia sudah merepotkan Dave pagi ini.
"Tidak apa. Bukankah ini laptop milik Lusi?"
Ah ... seharusnya Keke sudah menebak sejak awal. Dave hanya menyukai Lusi, maka ia akan melakukan apa pun bila mengenai wanita itu. Termasuk membawa barang pribadi miliknya.
Keke mengangguk pelan dan menyerahkan tas laptop yang dia tenteng pada Dave.
Pria itu tersenyum. Namun sudut matanya tidak sengaja menangkap seseorang yang tengah bersembunyi dan memperhatikan mereka.
"Kau benar-benar pergi sendiri?" tanyanya setengah berbisik.
"Tentu saja. April juga tidak ada kabar sejak kemarin."
Bola mata Dave bergerak acak, menyusuri lobi apartemen dengan mata tajamnya. Namun orang itu hilang begitu saja.
"Ayo pergi."