"Apa kau sudah kenyang?"
Lusi mengangguk dan membersihkan bibirnya dengan tisu. "Arkan, boleh aku membawa sisanya untuk Keke? Biar aku panaskan saat ia bangun."
"Tentu saja boleh. Keke pasti kelelahan." Arkan menyiapkan makanan yang masih tersisa, untuk dimasukkan ke sebuah wadah. "Tunggu di sini, aku akan mengambil beberapa wadah."
"Lusi, mengapa tidak kau saja yang menyiapkan semua ini? Kenapa harus Arkan?"
"Daisy, Lusi adalah tamu. Selain itu, dia adalah kekasihku. Tidak mungkin aku membiarkannya melakukan semua ini," tutur Arkan.
"Tidak apa-apa, Arkan. Daisy benar. Biar aku saja."
"Tidak," tolak Arkan, mencegah tangan Lusi yang hendak mengambil alih pekerjaannya. "Biar aku saja. Kau duduklah. Jev, tolong bantu aku."
Jevon mengangguk dan mengikuti langkah Arkan ke arah dapur. Jevon meletakkan piring-piring kotor tersebut di wastafel.
"Arkan, sepertinya Daisy tidak menyukai Lusi," ucap Jevon, mengutarakan isi hatinya.