Tak jauh berbeda dengan Rina yang keadaan hatinya sedang tidak baik-baik saja. Begitu juga Daffa. Semenjak tahu kalau David memang memiliki perasaan lebih pada istrinya, laki-laki itu semakin posesif saja.
Tak sedetik pun Daffa menjauhkan Almira dari pandangannya. Bahkan ketika bekerja pun, Almira harus bekerja di ruangan Daffa. Benar-benar drama memang. Tapi Almira tidak melayangkan protes apa pun hanya demi menjaga suamianya agar tidak berpikiran macam-macam.
"Daffa, ini sudah waktunya makan siang. Sebaiknya kita tunda dulu perkejaan terus makan di kafe depan," ucap Almira yang memang sudah merasa lapar sementara Daffa masih anteng dengan setumpuk berkas di hadapannya.
"Apa tidak sebaiknya kita makan di sini saja?" tanya Daffa mendongak menatap istrinya.
"Ayolah, Daff! Aku bosan hanya melihat tumpukan berkas sedari tadi. Aku ingin makan di luar agar bisa cuci mata tidak melulu …."
"Kamu ingin melihat laki-laki lain?" potong Daffa dengan tatapan yang begitu mengintimidasi.