Anjani perlahan membalikan tubuhnya. Wajah yang sudah pucat pasi dengan keringat dingin yang mulai membasahi pelipisnya, membuat wanita itu tampak begitu memprihatikan.
"A-apa yang kamu maksud, David? Untuk apa kamu menemui aku lagi?" tanya Anjani tergagap.
David yang dari tadi menatap tajam pada wanita itu, perlahan mendekat sembari mengelus wajah cantik Anjani.
"Kamu sangat cantik dan sepertinya juga berkelas. Tapi kenapa kepalamu itu kosong dan tidak ada isinya?" tanya David penuh cibiran.
"Berhentilah menggangguku, David! Aku akan …."
"Kamu akan apa?" tanya David dengan mata yang memicing.
"Aku …."
"Sudahlah, jangan membuat semuanya sulit. Sebaiknya kita pergi dari sini dan melanjutkan apa yang menjadi urusan kita."
David langsung menarik Anjani menuju mobilnya, tanpa memperdulikan wanita itu yang terus berteriak menolak untuk ikut dengannya.