Daffa berjalan dengan diapit oleh kedua orang tadi. Tujuannya ke salah satu ruangan di depannya. Kalau dilihat sari kuar Sepertinya itu anyara kamar tamu atau ruangan kerja.
Ceklek!
Kamar tamu! Marco terlihat duduk di pinggir ranjang sembari menyesap nikotin yang diapit oleh dua jemarinya. Tak lupa di sana juga ada dua ajudan lainnya yang berdiri di samping kiri dan kanan Marco.
Tak lupa sosok Almira yang diikat di kursi benar-benar membuta hati Daffa mencelos.
Wanita itu terlihat tenang dan tidak seperti tawanan pada umumnya. Sepertinya, Marco hanya mampu membungkam bibir Almira dan mengikat tubuh wanita itu saja, bukan jiwanya.
Melihat istrinya yang tampak baik-baik saja tanpa ada memar atau apa pun itu, membuat Daffa bisa menghela napas lega.
"Cepat berikan uang itu padaku sekarang juga Daffa!" pinta Marco sambil menengadahkan tangannya.
"Lepaskan dulu istriku baru aku akan memberikan apa yang kamu minta," tegas Daffa tak ingin dibodohi Marco.