Saat sang surya dengan nakalnya menerobos di balik celah-celah tirai, mengusik kenyamanan sepasang suami istri yang semalam sudah membangun benteng Takeshi yang begitu kokoh berupa bantal guling.
Kini, benteng itu sudah tergolek mengenaskan di lantai, sementara kedua orang yang semalam mempertahankan wilayah masing-masing sudah merapat, memberikan kehangatan untuk satu sama lain.
Lenguhan yang terdengar dari bibir Violla, beriringan dnegan matanya yang mulai mengerjap.Namun, tangannya masih anteng melingkar di tubuh sang suami seakan enggan untuk terlepas.
"Kok gulingnya keras," gumam Violla dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul.
Perlahan, tangan Violla meraba-raba bantal guling yang terasa aneh baginya itu. Hingga tanpa sengaja tangan Violla menyentuh tugu Monas yang sudah berdiri menunjukan kegagahannya di pagi hari, menimbulkan suara yang membuat kesadaran Violla kembali.