Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya siluet tubuh kedua orang yang dikenalnya mulai terlihat. Rian yang mengendarai motor dan Livia yang duduk di belakangnya, tampak begiru mesra..
Hanya saja, pemandangan itu cukup membuat hati Daffa mencelos. Bagaimanapun juga, selama ini Rian tidak pernah menggunakan motor sebagai alat transportasi nya.
"Loh, Kak Daffa? Bagaimana bisa Kakak ada di sini?" tanya Rian segera turun dari motor.
Sepasang suami istri itu, langsung menghampiri Daffa yang sedari tadi hanya diam dan menatap dengan pandangan yang seakan begitu menusuk.
"Kak, aku …."
"Apa kamu sudah tidak menganggap aku sebagai kakakmu lagi, Rian?" tanya Daffa dengan memotong perkataan Rian.
"Bu-bukan begitu, Kak. Aku hanya …."
"Hanya apa? Bukankah sudah aku bilang kalau tidak ada yang akan berubah di antara kita agar walau pun kebenaran itu mengatakan kita bukan saudara?" tanya Daffa dengan tatapan yang kentara penuh kekecewaan pada Rian.