Chereads / The Envoy of Darkness For The New Beginning / Chapter 11 - Hari Damai Berubah Menjadi Mimpi Buruk

Chapter 11 - Hari Damai Berubah Menjadi Mimpi Buruk

Kehidupan Sakamoto atau Arzlan benar-benar berubah, setelah mengubah namanya. Dia dapat menjalani, kehidupan layaknya manusia pada umumnya.

Sejak pertemuannya bersama dengan Lesley, Arzlan dianggap sebagai keluarga. Lesley memiliki, seorang ayah yang sudah sangat tua. Mereka hanya hidup berdua, setiap hari hanya bekerja di kebun.

Penduduk di desa tersebut, juga begitu ramah kepada Arzlan. Sebuah desa kecil yang menyimpan kegembiraan para penduduk di dalamnya.

Tiga tahun kemudian…

"Huh…." Arzlan menghela napasnya, di saat angin berhembus begitu nikmatnya. "Aku rasa, kehidupan ini, sudah cukup bagiku. Aku tidak perlu, untuk begitu memikirkan permasalahan yang sudah terjadi."

"Arzlan!"

Terdengar suara teriakan, suara perempuan yang tidak asing, melewati kedua gendang telinganya.

"Mooh… kenapa kau hanya bermalas-malasan di sini?" Lesley memasang wajah marah, akibat sikap Arzlan yang sering, pergi tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu.

"Sudah tenanglah, karena hari ini cuaca sangat cerah, lebih baik kalau kita istirahat terlebih dahulu!"

Lesley menoleh ke arah lautan, yang diucapkan Arzlan mulai terbukti, dirinya merasakan kenyamanan dari hembusan angin.

Lesley, lalu merebahkan tubuhnya di samping Arzlan. Mereka memejamkan mata, di bawah bayangan pohon.

Suasana itu begitu nyaman, hingga membuat mereka menjadi hanyut dalam ketenangan.

"Nikmatnya…," ungkap Lesley.

"Benar bukan! Kita bisa santai seharian, pekerjaan juga sudah selesai!"

Untuk beberapa menit, mereka bisa merasakan ketenangan, namun semuanya berubah setelah mereka mencium bau yang sangat aneh.

"Bau apa ini?" Mata Arzlan terbuka, segera dia bangun.

"Ada apa?" Lesley menjadi heran, kenapa Arzlan memasang wajah kaget.

Arzlan lalu menatap ke belakang, tempat desa berada. Asap hitam terlihat sangat jelas. Lesley juga sangat terkejut, dengan penampakan yang terjadi.

"Tidak mungkin!" Gadis itu, lalu secara spontan berlari ke arah asap. Wajahnya tampak begitu cemas.

"Oi…!" Arzlan, lalu mengikuti Lesley. "Aku tidak mengerti, apa yang terjadi? Lalu perasaan apa ini? Perasaan yang benar-benar membuatku sangat muak."

Telah terjadi penyerangan terhadap, penduduk desa Koumori. Ketika Arzlan dan Lesley sampai, kobaran api semakin jelas terlihat. Panas api, begitu sangat dahsyat.

"Ayah!" Lesley, berlari masuk ke dalam lingkungan desa. Karena dia merupakan manusia setengah hewan, gerakan larinya sangat cepat, hingga meninggalkan Arzlan di belakang.

"Tunggu!" Arzlan berusaha untuk, mengejarnya namun dirinya tidak sempat. Lalu di tengah menghela napas, Arzlan dikejutkan dengan mayat yang terkapar di tanah. Segera Arzlan mendekati mayat itu, berharap kalau mayat tersebut masih memiliki napas. "Oi… apa yang terjadi!" Dia merangkul, salah satu tubuh pria yang berlumuran darah di bagian bahu kanannya.

"Pihak kerajaan, sudah menyerang wilayah ini…." Suara lirih itu, ucapan terakhir pria itu, sebelum dia kehilangan napasnya.

Arzlan melirik ke arah sekitar, di dekat tubuh pria tersebut terdapat banyak mayat. Yang juga berlumuran darah di tubuh mereka, luka sayatan yang sangat besar, meninggalkan bekas darah yang sangat banyak di tubuh mereka.

"Sial, apa yang terjadi sebenarnya?" Arzlan merasa khawatir dengan Lesley. Di sepanjang perjalanan menuju, rumah Lesley, Arzlan melihat beberapa perempuan, ditelanjangi dan dibunuh. "Tidak mungkin, ini sudah melewati batas!"

Semakin khawatir Arzlan terhadap Lesley, dan ketika dia sampai di lokasi. Mata Arzlan langsung membesar.

"Tolong…!"

Teriakan, Lesley menggema di area desa yang dipenuhi oleh api. Di depan mata Arzlan gadis itu, sedang diperkosa oleh para prajurit bajingan yang tidak tahu malu. Di arah jam tiga, dia melihat ayah Lesley yang bernama Tonosuya.

"Oi…!"

Salah satu prajurit melihat kehadiran Arzlan. Segera para prajurit, menghampiri Azrlan, lalu mereka memukul Arzlan tanpa ampun.

Arzlan sempat melawan, namun tubuhnya terlalu lemah untuk bertarung dengan para prajurit yang berbadan kekar itu.

Bug!!! Bug!!! Bug!!!

Tinju mereka menyentuh, kulit wajah Arzlan dengan sangat kasar. Pelipis mata Arzlan menyemburkan darah, giginya harus terlepas, dan tubuhnya sangat terasa remuk.

"Arzlan!" Lesley masih bisa berteriak, ketika melihat pria itu dihajar secara keji di depan matanya. Air mata Lesley mengucur dengan deras.

"Hehehe… yang benar saja, wanita ini tidak sadar kalau dirinya sedang aku nikmati!" Seorang pria berambut pirang kegirangan, selagi menggosok tubuhnya.

Lesley terus menjerit kesakitan, jeritan itu bagaikan hiburan untuk para prajurit. Arzlan tidak bisa melakukan apa-apa, dia melihat Lesley digilir oleh para prajurit yang jumlahnya lebih dari 10 orang.

Teriakan, Lesley bercampur suara retakan, api yang membakar kayu rumah. Arzlan melotot serius, hatinya terasa sangat robek, ketika menyaksikan semua hal yang terjadi terhadap Lesley.

"Hentikan… hentikan… hentikan…." Arzlan bertanya kepada dirinya, kenapa selalu saja nasib sial yang dialami olehnya. "Apa yang salah dengan diriku? Kenapa harus mereka yang menderita? Apakah dikarenakan kehadiranku, mereka mendapatkan hal seperti ini?"

"Sekarang, untuk yang terakhir!"

Crash!!!

Tanpa perasaan pria itu, setelah puas dengan Lesley. Perut gadis itu ditusuk menggunakan pedang, hingga. Darahnya, mengucur deras. Kepala Arzlan terangkat ketika mendengar suara jeritan terakhir dari Lesley yang sangat penuh dengan penderitaan.

Mata Arzlan tidak bisa berkedip, menyaksikan kekejian yang terjadi. Secara perlahan, kedua bola matanya berbuah menjadi hitam, dengan titik merah menyala.

"Akan aku bunuh kalian, dan akan aku congkel setiap mata yang menyaksikan ini sebagai hiburan!"

"Huh?" Pria itu mendengar gumaman Arzlan, segera dia mendekat ke arah pria itu, lalu ditariknya rambut Azrlan. "Apa yang kau bilang tadi…." Kalimatnya berhenti, saat menyaksikan tatapan Arzlan yang begitu horor. "Apakah kau, iri karena tidak bisa menikmati tubuh gadis yang begitu indah itu? Heahahaha!"

Seluruh orang tertawa, mendengar ucapan pria tersebut.

"Akan aku bunuh kau!" geram Arzlan.

"Huh? Apakah kau ini bodoh? Lihat terlebih dahulu, kondisi dari dirimu sekarang? Bahkan untuk, lepas dari situasi ini saja kau tidak bisa!"

Tidak beberapa lama, Arzlan mulai meronta. Kekuatan tubuhnya terlalu, besar hingga dua prajurit yang menahannya tidak mampu menahan tubuh Arzlan yang meronta-ronta.

"Eraagh!" Dia melolong lepas, seperti serigala yang melihat bulan purnama. "Akan aku bunuh, kalian semua!" Tubuh Arzlan sedikit membungkuk.

"Apa yang kalian lakukan? Serang dia!" Pria berambut kuning, segara memberikan perintah, begitu situasi berubah menjadi hal yang tidak terduga. "Apa ini? Apakah dia manusia biasa? Kenapa di desa Beast Human, ada manusia yang memiliki kekuatan besar seperti ini?" Dia bertanya-tanya, tentang kekuatan mengerikan yang dilihat olehnya dari tubuh Arzlan.

Arzlan, mulai beraksi. Satu persatu, prajurit Arzlan bunuh. Kedua tangannya, menjadi sangat tajam seperti cakar binatang buas. Para prajurit yang mencoba mendekatinya, langsung terkena serangan maut.

Tubuh mereka terlepas bagaikan lego yang tidak bernyawa. Pria berambut pirang, baru menyadari kalau yang dia temui merupakan, monster ganas.

"Sial! Sepertinya, aku sendiri yang harus bertindak!" Pedang dia keluarkan, di saat itu juga Arzlan berlari lalu melompat dan mencakar wajah pria tersebut.

"Arrrgh!" Dia menjerit kesakitan, darah terus menyembur keluar.

Arzlan lalu mengambil pedang yang dijatuhkan oleh pria tersebut, kemudian pedang itu dilempar seperti tombak, dan tepat mengenai perut pria itu.

__To Be Continued__