Di balik dinding pembatas, Zhi Yang mengintip malu-malu. Hanya bagian kepala yang benar-benar terlihat dari sana. Tubuhnya masih di balik dinding, akhirnya dia memberanikan diri untuk keluar dari sana.
Bahkan sangat pelan dan perlahan, kakinya begitu ringan dalam melangkah, takut akan ketahuan seseorang. Tiba-tiba pintu dari tengah terbuka perlahan, sontak tubuhnya menegak.
Zhi Yang mulai membelalang tegang bersamaan dengan pintu terbuka dan kaki gemetar. Kedua tangannya jatuh dari posisi bibir. Terpelangah.
Sosok pria keluar dari sana, dari sebuah kamar yang tidak lain adalah An Zan. Dia sudah tersadarkan oleh ramuan yang dibuat oleh para pelayannya. Namun Zhi Yang menutupi rasa malunya dengan menganga lebar.
An Zan melihat sekeliling, tetapi belum melihat di posisi samping bahwa ada seseorang sedang memperhatikannya.
"Aaakh!" ringis An Zan meregangkan kedua tangannya, sedikit memutar agar lebih nyaman.