Zhi Yang dikejutkan dengan sebuah penampakan mayat seorang nenek tua yang sudah terbaring tak berdaya. Tubuh yang berlumuran darah itu pun melenturkan kekuatan dalam seketika.
"Aaaahhh!!!" teriaknya dengan melengking.
Zhi Yang berlari menuju pintu keluar, dimana dirinya sudah tidak kuat menahan rasa penasaran. Namun, seseorang memasuki rumah tersebut dengan si pelayan layaknya hendak memaki dirinya. Sontak, ia pun terkinjat dan terdiam mematung ketika dua pria mendekatinya.
"Apa yang terjadi?" tanya pria berpakaian hitam.
Wajah dari seorang pelayan hanya meringkuk takut tak mampu berkata-kata. Sementara dirinya mulai menaruh kecurigaan dari pria itu sendiri.
"Siapa kau?!" tunjuk Zhi Yang melempar dari kecurigaan pria itu.
"Siapa yang sudah membunuh nenek??" lontar Zhi Yang dengan mata memelotot tajam.
Pria yang mencelang dari dua bola mata yang membengkak lebar, ia pun segera menyusul dari ujung ruangan lalu membukakan pintu dengan jelas. Tampak mayat si nenek masih terbaring di dalam ruangan.
Pria itu membalikkan badan dengan menyipitkan matanya ke arah Zhi Yang.
"Tangkap wanita ini!" seru pria itu dengan lantangnya.
"Hah? Apa??" gerutu Zhi Yang tak tahu menahu.
Zhi Yang mulai gelisah ketika akan memasuki tuduhan yang bersalah atas dirinya. Dari balik pintu datang beberapa pria berpakaian biasa memasuki dan meringkus tubuh Zhi Yang.
Kedua tangannya sudah tak bisa dikendalikan dengan baik, tetapi ia tetap saja ingin meronta-ronta dari penyerangan pria yang tidak dikenalnya.
"Hei, kenapa kalian menangkapku? Aku bahkan tidak tahu menahu tentang nenek itu, aku hanya datang untuk memeriksa dirinya," teriak Zhi Yang sembari dibawa oleh beberapa pria berwajah sangar.
Namun sayangnya, suara teriakan tak mampu mengubah pikiran dari pria berjubah hitam itu sendiri. Dengan tatapan tajamnya, pria itu memasuki ruangan kembali.
"Aaah, lepaskan aku! Aku tidak tahu bagaimana ini terjadi, ada saksi! Ada saksi!" tunjuk Zhi Yang menunjuk pada dua pelayan yang hanya merunduk takut.
Zhi Yang kini berada di luar halaman dengan raut menegangnya. Tapi, satu per satu pelayan memalingkan wajah dengan merunduk takut sambil memeluk kedua pergelangan tangannya.
Zhi Yang tak habis pikir ketika melihat tingkah dari beberapa pelayan itu sangat terlihat bodoh dan takut.
"Hei, kenapa kalian pergi!? Kalian harus menjadi saksi untukku," jerit Zhi Yang menyorakkan suasana tegangnya.
Pria berjubah hitam pun keluar dengan beberapa pria lainnya, yang membawa tubuh dari si nenek yang sudah ditutupi oleh kain putih. Namun, mereka meletakkannya di tepi lantai rumah.
Pria itu mendekati Zhi Yang dengan tatapan tajamnya penuh kemarahan licik.
"Hei, kau tidak bisa menuduhku seperti ini! Aku adalah Tabib yang mengurus dia selama ini," serunya lagi.
"Heuh! Bawa dia ke biro keamanan desa," perintah pria itu dengan lancangnya.
Dua pria menyeret tubuh Zhi Yang dengan paksanya. Namun, dirinya tak sanggup untuk melawan dari dua pria yang memegang kedua lengannya sangat kuat.
"Tidak!! Ini penuduhkan, kalian akan mendapatkan balasannya jika sudah menuduhku bukan-bukan. Aku bahkan baru tiba di rumah itu, aku perlu satu orang saksi," serunya lagi.
Namun, dari pria itu pun tidak menghiraukan suara yang melengking dari Zhi Yang. Perjalanan pun kini terus dilakukan mengiringi pedesaan yang dipenuhi oleh para pedagang.
Dari balik dinding, seorang pria mengintip dari perilaku pria tak dikenal yang sedang membawa Zhi Yang menuju biro keamanan desa. Ia pun kembali bersembunyi ketika beberapa pria sangar mulai melewati pagar pintu.
Zhi Yang akhirnya melewati pasar desa yang akan menujunya pada kota kecil di Thiansui. Jeritan suaranya meramaikan jalanan hingga mata-mata mulai memperhatikan dan menunjuk ke arahnya.
"Bukankah itu Tabib muda yang cantik?!"
"Iya benar!"
"Dia kenapa?"
"Duh, kasihan sekali!"
Zhi Yang terus meronta-ronta di antara langkahnya. Akan tetapi, tak ada yang bisa dijadikan untuk sebagai saksi mata. Ada apa yang terjadi di rumah itu?
"Pria itu pasti pelakunya?" gumam Zhi Yang dalam hati dengan raut kesalnya.
Kini, mereka pun melewati jembatan yang memisahkan mereka dari desa menuju kota. Di sepanjang jalanan di tepi sungai yang mengalir. Zhi Yang tetap tak bisa dihentikan lagi.
Hingga pada langkah mereka tiba pada dinding biro keamanan.
"Kami ingin melaporkan sebuah pembunuhan terhadap si nenek tua yang ada di desa," sebut pria itu dengan beraninya.
Dua pria penjaga pintu akhirnya membuka gerbang lalu mempersilakan mereka memasuki bangunan. Zhi Yang terlonjak dengan pintu yang sudah terbuka dengan lebarnya. Tanpa hentinya ia menatap sambil menelan takut dalam kebenaran.
Dari balik jalanan kini terlihat kerumunan dimana Zhi Yang masuk bersama para pria tak dikenal. Dari kejauhan, Zhao Yang sontak menatap baju yang digunakan oleh orang yang baru saja bertemu.
"Tunggu!" sebut Zhao Yang kepada Jing Mi.
Sontak pengawal pribadinya terlonjak akibat pencegahan jalan dari tuannya.
"Ada apa, Tuan?" tanya Jing Mi penasaran.
"Aku harus mencari tahu, kenapa gadis itu memasuki biro keamanan desa?" keluh Zhao Yang penasaran.
"Padahal baru saja aku bertemu dengannya," pikir Zhao Yang lagi.
Pria itu mulai berpikir panjang sembari merundukkan pandangan, mengingat-ingat apa yang sudah ia lakukan bersama si gadis itu. Akhirnya, dengan cekatan ia pun kembali memajukan langkah untuk menemui bangunan biro keamanan desa tersebut.
"Tuan," panggil Jing Mi mengejarnya.
***
Dari ujung perkotaan kecil yang tak jauh dari desa tersebut. Pria yang sempat mengintip kepergian Zhi Yang bersama pria tak dikenal akhirnya mendaki bukit menuju perkumpulan para tabib.
Dirinya mendaki dan terus mendaki agar tiba lebih cepat. Napas yang tersengal-sengal menutupi dirinya untuk berhenti sesaat.
Hingga penglihatannya tiba pada sebuah rumah perkumpulan keluarga dari para tabib. Ia pun dengan tergesa-gesanya memasuki halaman rumah tersebut.
"Nona, Tuan!"
"Ada berita buruk!"
Pria itu menjerit layaknya telah melihat hantu di hutan. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri kalau suaranya mengubah pandangan orang menjadi sangat cemas dan penasaran. Semua orang mulai beranjak dan menyambut kedatangannya.
Shan Mi mulai mendekati pria itu dengan raut penasarannya.
"Ada apa??" tanya Shan Mi.
"Wu Yang, dia dibawa ke biro keamanan!" ungkap pria itu dengan raut seriusnya.
Sontak, semua mata membelalak tegang ketika mendengar ucapan dari pria yang mungkin dikenalnya. Namun, dari sana pria itu mulai memperlihatkan diri yang begitu khawatir dari seorang gadis yang tertangkap.
"Kau tidak bercanda?" lontar Fei Ong memajukan langkah.
Pria itu merundukkan pandangan, "Dia butuh saksi dan beberapa orang kepercayaan agar tuduhannya dicabut!" sebutnya.
Shan Mi mulai melirik pilu ke arah Fei Ong hingga mengingat kisah dari sepuluh tahun yang lalu.
"Dengan ini menyatakan kepada tersangka Huang Qianfan berikut pengikut akan dibawa ke biro keamanan kota," ujar dari seorang perwira melanjutkan.
"Kepada pihak tersangka telah menjadi sebagai pelaku pengobatan yang gagal terhadap pihak keluarga bermarga Li. Mengakibatkan anggotanya meninggal dunia."
Seakan masa itu hendak terjadi kepada putri yang tercinta.