Kakinya terus berlari, An Zan melewati beberapa hutan kecil hingga jalanan berdebu lagi gersang. Tangannya dengan gagah berani mengayun cepat pelariann. Sosok yang dikejar sudah semakin dekat dengan gerakan perlahan.
Zhi Yang mengiringi langkahnya sedikit hanyut dan santai.
"Hagh! Hagh!" dengus An Zan dengan napas tersengal-sengal.
Tubuhya beralih menutupi langkah Zhi Yang yang sudah di depan mata. Tangannya merentang untuk tidak memberinya celah jalan. Zhi Yang sontak terkinjat dengan penampakan pria yang sempat menghilang di malam itu.
Matanya terpana sayup memperhatikan raut An Zan yang bersemangat. Keringat bercucuran di samping keningnya, napasnya sedikit berat dengan dengusan dada sesekali mengembus dan kempis.
"An Zan," sapa Zhi Yang merasa kurang nyaman.
An Zan menurunkan kedua tangannya lalu menunduk hormat kepadanya. "Maafkan aku karena terlambat," sebutnya.