Chereads / My Weird Assassin / Chapter 14 - Little Effort

Chapter 14 - Little Effort

CHAPTER 13

I did the best I could just to win back your broken mood. - Xean Xavon.

Bombardier Global 7500

Terlihat jelas terparkir di halaman belakang rumah yang setengah luas dari bandara. Hal ini cukup menakjubkan, namun bagi Sean yang sudah terbiasa memiliki koneksi dengan orang-orang seperti ini pun sudah tidak merasa takjub lagi, bahkan dominan merasa biasa saja.

Sesuai dengan yang dikatakan oleh James, laki-laki itu akan menyediakan apa yang ia perlukan, dan benar adanya kini jet pribadi dengan merk Bombardier Global 7500 sudah ada di hadapannya.

//fyi; 6000. Jet pribadi ini menempuh jarak total 7.700 mil laut atau 14.260 kilometer dengan kecepatan maksimum 981 kilometer per jam. Lengkap dengan kemewahan berkat ruang tamu yang luas, dapur berukuran penuh, suite khusus, tempat tidur permanen untuk beristirahat, shower berdiri, serta teknologi fly-by-wire.//

"Di dalam sana sudah ada kru yang membantu penerbangan mu, Tuan Sean. Kau hanya tinggal duduk manis sambil meminum segelas Champagne dan penerbangan mu berjalan dengan baik,"

Menolehkan kepala dengan tangan yang tampak sedang membenarkan lengan jas-nya, ia melihat James berjalan ke arahnta sambil membawa koper yang sudah ia lihat dengan jelas seperti apa bentuk chip komputer di dalamnya.

Sean menganggukkan kepala, lalu mengambil koper yang diberikan oleh James kepadanya. "Baik, semua bisa di atur." Ia membalas, lalu selesai dengan merapikan jas yang melekat di tubuhnya.

James menaruh kepercayaan kepada Sean untuk melakukan hal seperti ini, karena orang sepertinya tidak langsung turun tangan dengan pikirannya yang jahat. Memang seperti ini, ia hanya turun tangan dalam hal penggelapan senjata, ia tidak ingin anak buahnya memiliki sifat curang. Namun, untuk hal ini, seperti ingin membajak sekaligus menghancurkan orang yang di tuju, ia memang mengharuskan menyuruh orang lain untuk melakukannya.

"Akan ku berikan bayaran tiga kali lipat jika kamu berhasil, jika kamu gagal, aku turut berduka karena kegagalan ini berarti kau mati."

"Mati dalam hal apa?"

Tentu saja Sean bertanya seperti itu karena perkataan James menurutnya terlalu memiliki arti yang bercabang. Wajar saja ia bertanya, supaya mendapatkan arti yang lebih jelas juga.

James memakai kacamata hitam, langsung terbingkai di hidungnya yang mancung. "Good luck, jalan sekarang atau kau terlambat untuk melakukannya."

Namun, ternyata James tidak mengatakan penjelasan 'mati' yang di maksud lebih jauh. Hal ini tidak terlalu di ambil pusing olehnya, menjadikan Sean langsung menganggukkan kepala. Tanpa banyak basi-basi atau kembali berbicara, ia langsung membalikkan tubuh dan berjalan ke arah jet pribadi yang tampak sudah menunggunya untuk masuk kesana.

Sean mulai masuk ke dalam jet menggunakkan Garbarata yang juga tersedia, entah sudah berapa banyak uang yang di keluarkan oleh James untuk membeli semua ini. Terlebih lagi, perlengkapannya sangat banyak. Tak salah lagi penghasilan mafia mungkin tak terbatas, bisa di samakan juga dengan penghasilannya.

Di sambut oleh pilot dan kru lainnya, setelah saling mengucapkan salam, pada akhirnya Sean sudah duduk di sofa dalam jet.

Tidak di hitung bermenit-menit, pesawat pun akhirnya take off meninggalkan halaman belakang rumah James. Bahkan, untuk melakukan take off dan landing pun bisa karena memang sangat luas.

Sean duduk tenang, dan menyandarkan tubuhnya di sofa tersebut. Ia ingat ingin mengabari Erica, dan menunggu pesawat sudah terbang stabil di langit. Yakin seribu persen juga kalau kekasihnya itu marah padanya dan menaruh rasa kesal.

"Bodoh dalam percintaan, itulah Sean."

Saking tidak terbiasanya Sean dengan percintaan, ia terkadang masih menyamaratakan Erica dengan wanita lain. Maksudnya, terkadang ia bisa menjadi perhatian, sangat peduli, bahkan seolah menebar kasih sayang pada Erica. Namun, sebaliknya ia bisa berkata kasar — namun tanpa membentak—, meninggalkan kekasihnya tanpa kabar, atau bahkan terlihat tidak peduli.

Sebenarnya, Sean belum terlalu siap untuk yang nemanya menjalin percintaan. Namun, itulah tugas Erica untuk membuatnya jatuh cinta dan tidak bida menyamaratakan wanita seolah-olah mereka adalah satu orang yang sama, yang selalu membuatnya tidak tertarik untuk bersama dengan lawan jenis.

Sean menolehkan kepala, yang ia lihat hanyalah langit biru dan gumpalan awan yang tertembus, begitu cepat jet pribadi ini melaju dan kemungkinan juga akan semakin cepat ia sampai di tempat tujuan.

Mengeluarkan ponsel dari saku celana, selalu berada di sana. Ia pun menuju kontak telepon milik kekasihnya, dan menghubunginya.

Selama beberapa detik dan dering pun terdengar, tidak ada tanda-tanda panggilan terjawab. Sean melakukannya hingga 10 kali, namun tetap saja tidak ada suara Erica yang kasar terkadang lembut itu terdengar di indra pendengarannya.

"Kemana dia?"

Memilih untuk berhenti menelepon, sekarang ia membuka ruang pesan dengan Erica. Biasanya ada banyak pesan yang dikirimkan wanita itu kepadanya, namun tidak dengan kali ini. "Kemana dia? Ayolah, kenapa para wanita seperti ini saat sedang merajuk?"

ruang pesan |

Erica terlihat terakhir kali membuka ruang pesan pada jam 10 pagi.

Sean

Hei, hubungi aku. Aku mencintai mu, maaf.

ruang pesan berakhir |

Sean memang bukan orang yang romantis, tentu saja, apalagi humoris? terdengar sangat mustahil. Namun, he understood the assignment.

Ia membuka salah satu toko perhiasan dan memilih beberapa perhiasan, lalu dikirimkan ke bodygruard-nya yang biasa di suruh untuk melakukan ini dan itu. Tak lupa berkunjung ke toko bunga yang setidaknya tidak akan layu sampai kepulangan Erica kerja yang kemungkinan malam hari, lalu mengirimnya lagi ke bodyguard untuk membelinya. Juga begitu seterusnya hingga toko coklat, toko pakaian, dan terakhir ia memesan MacBook. Tidak banyak, hanya ini saja.

Terkadang, Sean lupa kalau para wanita hanya memerlukan waktu. Namun, selagi ia bisa beli satu perusahaan pakaian branded, kenapa ia tidak membelikannya untuk Erica?

Dan selesai.

"Aku tidak tau apa yang di suka Erica. Jadi, aku membelikan semua untuknya."

Beralih lagi ke ruang pesan bersama dengan Erica.

ruang pesan |

Sean

Hei, pulang tepat waktu malam ini.

ruang pesan berakhir

Hanya pesan singkat. Tidak ada yang ia tambahkan. Mungkin, ini yang selalu membuat Erica pensaran dengan dirinya. Tapi, entahlah, ini hanya perkiaraannya saja.

Sean kembali memasukkan ponsel ke saku celana.

"Permisi, Tuan Sean. Ini minuman untuk mu,"

Dan ketika Sean menaikkan pandangan, ia melihat seorang waniya dengan seragam yang menurutnya seperti kekurangan bahan, lalu hanya menganggukkan kepala karena tidak terlalu tertarik dengan wanita modelan seperti itu.

Hei, sepanjang hidupnya hanya membunuh. Ia pun mengakui tidak pernah bersetubuh dengan wanita selama hidup sebelum mengenal Erica yang tampak menggoda dan membuatnya merasa memiliki hal lainnya di hidup ini.

"Ya."

Dan Sean melihat wanita itu mendekatinya dengan nampan yang masih di genggam, wanita ini malah dengan senang hati duduk di pangkuannya. "Butuh sesuatu yang lebih, Tuan?" Dan inilah yang wanita itu katakan sambil menyentuh rahang tegasnya.

"Ingin aku bunuh atau menjauh dari ku?"

Next chapter