Hujan turun cukup deras malam ini, lapangan yang biasanya ramai mendadak sepi, Kala meletakan kuasnya dengan tidak semangat, padahal tadi Dia ingin menggambar sesuatu yang menarik lagi seperti malam biasanya, tapi nyatanya tak ada satupun yang bisa Dia jadikan objek.
Tangannya terulur menyentuh rintik hujan, membiarkan matanya terpejam, menikmati seluruh dinginnya malam.
Berada di rumah, sudah lama sekali bukan menjadi hal menyenangkan untuknya, tak perihal rasa sakitnya, tapi nyamannya yang telah hilang, Kala mendadak ingin sendirian, ingin pergi dan menghilang, tapi entahlah semua menahannya, alasan klasik tentang kondisinya, toh Dia bisa apapun dengan keterbatasannya.
Sudah satu tahun, jika pintu kamarnya tertutup tak ada satu orangpun yang berani untuk masuk, bahkan mereka akan memilih meneleponnya dulu dibandingkan untuk mengetuk, semenjak sakit Kala sensitif dan mereka mengerti jika Kala tak suka ada siapapun yang mengganggunya.
