Ketika rintik hujan tak lagi mampu menyembunyikan duka, ketika gemuruh tak kalah menyeramkan dari sebuah ringisan luka, ketika petir tak kalah menakutkannya dari sebuah rasa kecewa, Tasya tersenyum berharap semua ini masih seperti yang Dia temui dimimpinya tadi malam.
"Lo gak ngerti Sya" Bumi berteriak kencang hingga layaknya merobek pita suaranya.
"Ya selama ini, belasan tahun yang Gue coba ngerti itu diri Gue sendiri, Gue mencintai diri Gue sendiri, itu kan maksud Lo?" Tasya tak berbalik hanya berteriak kencang, wajahnya tak lagi bisa diajak bercanda.
"Gak usah kayak anak kecil deh Sya, Kita udah gede, Kita udah punya dua anak" Bumi mendekat tapi Dia segera mundur saat Tasya berbalik ke arahnya.
"Lo tau Mi, jatuh cinta sama Lo, kayak Gue lagi meluk kaktus, Lo indah Gue suka, tapi sakit Mi" tubuhnya tak gentar, Dia maju dua langkah lebih dekat.