Hujan rintik-rintik, rasanya dingin menusuk ke tulang, kali ini bercerita tentang Viko, laki-laki yang masih berdiri di salah satu sudut yang tak jauh dari deretan kantor milik mantan pacarnya, ya seperti itu dia menyebutkannya sekarang.
Tasya yang masih sendirian, entah menunggu apa atau siapa, dia sudah 30 menit berada di tempat biasa dia menunggu Viko selama ini.
Ingin rasanya laki-laki kekar itu menghubungi Tasya mengabarkan dia ada juga di sekitar wanita itu, tapi dia merasa tak lagi memiliki hak untuk itu.
Namun mobil Senja datang, harapan Viko seolah dipatahkan sepatah-patahnya oleh kenyataan.
"Ah dia biasa aja ya ternyata, lo sendirian yang galau Vik"
Tawa itu seketika membuat suasana menjadi menyedihkan, ya di sini ternyata hanya Viko yang sangat mencintai sedangkan Tasya, tidak memerlukan tenaga untuk melupakannya.