Semua mulai seperti mimpi, keadaan ini seketika membuatnya gila, lewat mereka Tasya kembali mengingat luka lamanya, wajah kedua malaikat kecilnya ini sangat mirip dengan Bumi, apa lagi Kalani anak bungsunya.
Dia seakan enggan menyentuh perempuan kecil itu, jika tidak ada sang Mama, Tasya benar-benar mengacuhkannya.
Karena setiap Kala menyesap nutrisinya, dia mengingat jelas apa yang Bumi lakukan kepadanya, aneh memang tapi itu nyata untuknya.
"Kenapa harus mirip dia Nak? Kenapa kalian hukum Mama kayak gini" ucapnya lirih.
Dia benci jika harus mengingat Bumi kembali, menyematkan nama Bumi di dalam nama kedua anaknya saja rasanya berat sekali, apa lagi untuk selalu bertatapan dengan raga lain namun wajah yang sama dengan laki-laki itu setiap hari.
"Sya, belum tidur?"
Namun tak ada jawaban dari wanita itu, lampu memang sengaja tidak dimatikan, karena menjaga ruangan tetap hangat, dan Hana bisa dengan leluasa menjaga menantu dan cucu-cucunya itu.
"Sya, hallo Sya"
