Bumi terdiam, dia bahkan tak bisa memejamkan matanya barang sebentar, kepalanya sibuk memikirkan Tasya, entah itu tentang keadaannya, atau hal yang lebih kompleks lagi, yaitu bagaimana perasaannya.
Semuanya terjadi seperti apa yang dia inginkan, tapi kenapa dia tidak bahagia seperti apa yang dia harapkan?.
Bumi mematik rokok ke-7 nya, ini sudah jam 2 malam, Ayumi juga sudah tidur dari jam 9 tadi, namun dia masih di sini, di meja kerjanya.
"Mi gue duluan, selamat berbahagia ya, gue do'ain yang terbaik buat lo dan keluarga kecil lo nanti, jangan benci gue lagi, gue pamit"
Perkataan Tasya masih sangat melekat di pikirannya, tapi dia hanya diam tak melakukan apapun, bahkan menghubungi Tasya saja juga tidak.
"Gue gak punya perasaan apapun sama dia jadi buat apa gue repot-repot untuk jelasin semua ini sama dia gak penting"
Namun ego dan hati tak kunjung sejalan, nuraninya peduli dengan Tasya, namun logikanya menolak.