Tangan Bumi terulur, membuka satu lembar kertas yang di lipat rapi, ada bercak darah juga di sana, dan itu tulisan tangan Tasya.
Dia mendudukan dirinya di pinggiran kasur, jantungnya bahkan mulai berdegup tidak karuan.
"Hay Sayang, ini kali pertama gue berani manggil lo sayang Mi, gue yakin lo baik-baik aja gak terusik dengan ini semua, kalau lo baca ini gue berterima kasih banyak, semoga lo bahagia selalu ya Mi, gue cuma mau nyampein unek-unek gue yang gak bisa gue omongin langsung sama lo, gue si bodoh ini udah jatuh cinta sama lo, gue yang mulai terbiasa dengan sentuhan lo, dengan keberadaan lo, walaupun lo gak pasti selalu ada buat gue Mi, gue bahkan terima lo gak perhatiin gue, lo yang gak nafkahin sampai gue harus kerja di restoran super sibuk itu" Bumi mengatur nafasnya sebelum melanjutkan membaca ini semua.