London.
Hanin menatap Jengah keponakannya itu, sedari tadi Senja tidak bisa bersabar sedikitpun, padahal 6 km lagi mereka akan sampai di tempat yang teman Senja katakan beberapa jam yang lalu.
"Lama lagi gak Tan?"
"Ya Allah Kak, sabar itu di depan masih lampu merah loh"
Senja juga masih terhubung via telepon dengan Tasya, gadis di seberang sana hanya tertawa melihat betapa tidak sabarannya Senja.
Jalanan begitu ramai hari ini, membuat laju mobil mereka juga tersedat.
"Sen sabar" ucap Tasya dari panggilan teleponnya.
Hanin tertawa mendengar itu, karena dia memang keturunan Jennie, tidak sabaran dan keras kepala.
"Belok kiri" ucap Senja sedikit kesal.
"Iya kanjeng ratu, kalau bukan anak Jennie udah gue jual"
"Diem Tante"
Cuma butuh 20 menit, mereka sudah sampai di unit Tasya, Senja berlari menuju lift dan ya Hanin juga ikut repot gara-garanya.