Sepanjang jalan menuju unitnya, Bumi menatap semua orang dengan dingin, raut wajahnya menunjukan ketidak sukaan, kembali ke unit kumuh ini bukan keinginannya.
Membuka pintu unitnya dengan malas, namun masih gelap, kemana Tasya, kenapa dia tidak ada di sini.
Dia mulai bertanya-tanya, namun setelah itu kembali raut tidak peduli menominasi wajahnya.
Membuka kulkas, tak ada makanan, bahkan yang terlihat kotor hanya dapur, Bumi tertarik untuk melihat apa saja isi dari kamar Tasya.
Berjalan mendekat, pintunya tidak terkunci, kamar sempit ini terlihat bersih dan tertata, bahkan bau aroma terapi membuat siapapun yang masuk kesini merasa nyaman.
Namun bukan itu tujuan Bumi, dia melihat beberapa note yang tertempel di dinding, semua tulisannya sama "sakit".
Bumi tidak tau apa maksud dari kata itu, atau lebih tepatnya tidak peduli?, entahlah.