Dunianya hancur, semua rasa sakit itu bertumpu di dadanya, pelupuk matanya masih basah, tubuhnya masih bergetar hebat.
Bibirnya tak berhenti bergumam, tangan yang sudah dingin itu Dia genggam erat, wajah laki-laki itu pucat tak berbeda jauh dengannya, namun Dia masih hidup.
Ya semuanya bukanlah mimpi, Elang sudah berpulang.
Tuhan mengambilnya diwaktu yang tak pernah siapin tau, padahal tadi pagi Dia masih sangat amat bugar, masih makan dengan lahap, masih mampu tertawa dengan semua orang, bahkan menciumi bibir Senja berulang kali.
Tadi pagi memang Elang pamit kepada Senja, namun ke kantor bukan ke akhirat.
Kecelakaan maut yang terjadi karena rem blong, tak pernah terpikirkan oleh Senja, karena sebegitu kritisnya Elang dengan kondisi mobilnya sebelum dipakai, namun sekali lagi, takdir Tuhan siapa yang tau.
"Elang mau dimandiin dulu ya Sayang, ikhlas nak"