Kalau boleh, Dia ingin berbincang dengan Tuhan sebentar saja, Dia ingin di sini lebih lama, tanpa perlu untuk pulang, Dia ingin mengantar semua orang menuju rumahnya sebelum Dia yang akan berbalik ke sana.
Tasya tak akan pernah bisa membayangkan bagaimana gelak tawa itu berakhir dengan tangis, bagaimana dengan semua ucapan konyol ini berakhir dengan ucapan sesal.
Tasya mungkin bisa melupakannya, namun mereka?, hanya kenangan yang Tasya tinggalkan untuk semuanya.
Mereka berlari, entah kemana, rasanya keramaian ini tak terlalu bisa mengusik sepi dalam hatinya, sesak ini terlalu mengintimidasi, bahkan untuk senyum saja Tasya harus memaksakannya.
"Ini, buset kecil gini ngantrinya lama banget"
Sekali lagi Dia memainkan perannya, sumbringah adalah jalan ninjanya untuk membuat semua keadaan ini terkesan baik-baik saja.
"Kenapa enak banget ya Sen?"
"Iya, ada jampi-jampinya Vue rasa"