Hujan rintik-rintik, cuaca dingin langsung menyerbu saat pintu kaca kamarnya Dia sibak, Tasya memeluk tubuhnya erat, pusing di kepalanya seketika menjadi perhatian terbesarnya, kakinya nyeri bukan main, Dia memilih untuk duduk dulu sebelum dirinya benar-benar bisa kembali ke kasurnya.
"Please deh ini masih pagi banget, ayam aja baru berkokok Gue udah kumat aja"
Omelnya pada diri sendiri, namun seketika Dia ingin berteriak saat melihat ada sosok lain di sofa kamarnya, tidak itu bukan mayat kan?.
"Astaga Bumi, Gue kirain jasad, gak biasa ada orang lain di kamar, sekalinya ada bikin spot jantung, ya Allah"
Entah bagaimana ceritanya, Bumi bisa tidur di kamar Tasya, karena Dia belum mengizinkan itu, karena Bumi selama ini tinggal di rumah Tasya, Dia tak mau satu atap dengan laki-laki itu, Dia menekankan.
"Tau ah gue pusing"
Ada beberapa roti yang memang selalu Hana siapkan di kamar Tasya, agar sebelum meminum obatnya Tasya bisa sedikit mengisi perutnya.