Apa kabar?, Mungkin sekarang terdengar membosankan di telinga, namun Bumi tak akan berhenti untuk mengatakan itu, karena selama ini, Dia tak pernah tau bagaimana hidup mereka berjalan, apakah baik-baik saja?, atau kebalikannya.
Di bangku ini Bumi melihat bagaimana cantiknya sang buah hati, wajah mereka bak pinang dibelah dua, hanya saja Kalani memiliki pipi yang lebih tirus darinya.
Dalam tidurnya gadis itu masih mengeluarkan air mata, mimpi apa yang sudah menyakitinya sampai dia sesedih itu.
"Papa di sini Nak, Papa di deket Kamu, Papa harap Kamu terima Papa, Kamu gak marah untuk waktu yang lama ini?"
Dia tak berani menggengam tangan itu, membiarkannya saja, namun tatapan itu tak bisa Dia dustai, bahwa Dia ingin memeluk Kala dengan erat, gadis kecil yang Dia terlantarkan selama ini.
Banyak kisah yang Bumi lewatkan, pertumbuhannya, bagaimana dunia mempermainkannya, atau bagaimana kesedihan memeluknya erat.