Semua mendengarnya, di luar pintu itu mereka berkumpul, dan ya Kane mengetahui setiap detail luka yang Ayahnya berikan kepada sang Mama, pantas saja Mamanya sesakit itu dan tak lagi mampu membahas semua yang berkaitan dengan laki-laki itu.
Laki-laki remaja itu meremat tangannya, menyalurkan emosinya di sana, demi Tuhan Dia tidak menyangga sebejad itu orang yang harus Dia panggil Papa itu, kenapa ada manusia melakukan hal layaknya pekerjaan setan, kenapa ada orang setega itu.
Bintang menyadari itu, dia menarik Kane menjauh, Dia tak mau apa yang terjadi pada Kala juga terjadi kepadanya.
"Apaan sih Kak Bin, Aku mau marah"
"Marah di sini"
Ya ini adalah lapangan terbuka rumah sakit, mungkin rencananya akan dibuatkan ruang kelas 1 untuk rumah sakit ini, tapi belum jadi masih setengah pengerjaan.
"Ya marah di sini, teriak di sini, pukul tu beton kalau mau"