Pagi ini Kala terbangun dengan genggaman tamgan dari Tasya, wanita itu masih tertidur di kursi sebelah brankar miliknya, ya itu cukup membuat gadis 15 tahun itu tersentak, namun tak ingin melepaskan genggaman tangan itu, biarlah seperti ini sebentar saja, dia ingin merasakannya.
"Apa Kala harus sakit dulu ya Ma?, biar Mama ada di sini? Genggam Kala?, perhatiin Kala?, kalau Kala mau Mama selamanya kayak gini apa Mama bakal kabulin?, demi Tuhan Kala pengen ngerasain apa yang Abang rasain selama ini Ma, tapi kayaknya Kala gak bakalan pernah bisa, tapi gak masalahkan Ma?, Kala celakain diri Kala tiap hari buat ngemis perhatian Mama?"
Suara Kala memang kecil namun Tasya yang terbangun karena tarikan kecil dari Kala pertama kali tadi itu mendengar setiap perkataan Kala, mungkin menurut gadis itu Tasya benar-benar pulas namun tidak, dia bahkan hanya mencoba mengistirahatkan tubuhnya karena kepalanya yang semakin berat karena stress yang tak kunjung henti.