Setelah mendengar arahan dari dokter Tasya melakuknnya, dan ya panas Kane turun bahkan anak laki-lakinya memeluk Kala dengan erat, ya mereka seperti dua orang yang sangat merindukan.
Hingga mereka tertidur, ya tidak hanya panas Kane yang turun, panas gadis kecil itu juga ikut turun, dia juga mau memakan makanan apapun yang Naya suapkan kepadanya, asal Kane yang memakan itu terlebih dahulu.
"Lucu banget ya mereka Buk, liat ya ampun erat banget Abang meluk Adeknya, kalau gede gak boleh punya pacar ni jangan-jangan adeknya soalnya abangnya posesif"
Mpok Ipah tertawa, suasana canggung saat ini, jadi ya mau tidak mau dia menyesuaikan saja.
"Mba"
Tasya mulai berbicara, namun sepertinya Naya enggan menanggapi, dia cukup lelah dengan keras kepalanya Tasya.
"Maafin aku"
"Sya, gak masalah kok, Naya memang gitu anaknya, kalau panik suka kesel gitu bawaannya" Mbok Ipah tak ingin Naya tersulut lagi, makanya dia yang membalas ucapan Tasya, karena dia paham betul bagaimana watak sang anak.