"Kamu masih belum menjual rumah ini?" tanya Ben.
"Tidak, aku tidak akan menjualnya."
"Kenapa?"
"Karena aku ingin bercinta denganmu sekarang," ucap Briella sambil tersenyum.
Ben menyipitkan matanya sambil tersenyum miring. "Kamu yakin ingin bercinta denganku?"
"Kenapa aku tidak yakin?"
Briella melingkarkan tangannya di leher Ben, kemudian ia berjinjit dan mencium bibir Ben dengan mesra. Seketika rasa hangat menjalar ke tubuh Ben. Ia merasa dirinya dilingkupi oleh perasaan cinta.
Perlahan, gairahnya pun mulai meningkat. Ia membalas ciuman Briella sambil memeluk pinggangnya.
Ben berusaha mengabaikan rasa sakit yang ada di dada dan punggungnya. Lalu Briella menarik Ben menuju ke kamarnya.
Ia menarik kaus Ben hingga lepas. Terdapat luka memar berwarna biru kehijauan di tubuhnya. Briella menatapnya sambil menyentuhnya dengan perlahan.
"Aku akan berusaha bersikap selembut mungkin," ucap Briella sambil tersenyum manis.
"Aku bisa menanganinya. Badanku kan kuat."
