"Dia tidak menginginkanku di sini."
Briella mengucapnya dengan kepedihan di dalam hatinya. Meski Briella telah menolong Ben, tapi pada dasarnya pria itu tidak menginginkannya lagi. Hubungan mereka harus berakhir.
Apakah seperti ini akhirnya hubungan mereka?
"Ya ampun, El. Kenapa kamu bicara seperti itu?" ucap Jihan yang juga terdengar sedih.
"Entahlah, Han. Aku merasa putus asa sekali, tapi aku juga khawatir pada keadaan Ben. Pokoknya, kamu tolong dia ya, Han."
"Oh … baiklah."
Lalu Briella menutup teleponnya dan menarik napas dalam-dalam. Ya, itu memang benar. Ben memang sudah tidak menginginkannya lagi.
Briella hendak pulang saja ke rumahnya. Tapi kemudian ia mendengar sesuatu di kamar Ben. Saat ia masuk, ternyata gelas minum Ben jatuh ke lantai dan pecah.
Ben memejamkan matanya dengan keras sambil menahan sakit. Briella terkejut melihatnya dan langsung menghampiri Ben.
"Ada apa, Ben?" tanya Briella panik.