Pintu kamar terbuka. Jihan pun masuk ke dalam. Ben menatap sahabatnya itu dengan wajah lesu. Sepertinya sahabatnya itu tahu jika tadi Briella ke sini karena ekspresi wajahnya tampak seperti yang sedang menegur Ben.
"Apa yang terjadi antara kamu dan Briella?" tanya Jihan tanpa basa-basi.
"Dia kesal padaku," ucap Ben lesu.
"Ya, dia amat sangat kesal padamu karena kamu seperti yang tidak membutuhkannya lagi."
Ben mendesah. "Aku memintanya untuk menemaniku, tapi dia sendiri yang bilang, untuk apa aku menemanimu. Begitu. Ya, mungkin aku meminta terlalu banyak padanya. Terserah saja kalau dia mau pergi. Aku tidak akan memaksa."
"Ah, ya ampun. Kalian itu hanya salah paham. Kenapa sih kalian harus bertengkar? Sungguh tak ada gunanya." Jihan menatap Ben dengan iba.
"Entahlah, Han. Aku lelah sekali. Aku jadi ingin tidur."
Ben menarik remot di ranjangnya dan menurunkan ranjangnya.
"Kamu tidak mau makan? Ini makanan dari rumah sakit sudah siap."
"Ah, aku tidak nafsu makan."