Baru kali ini Ben putus dengan seseorang dan hatinya merasa pilu hingga ia sulit bernapas. Setiap kali ia memejamkan matanya, yang terlihat hanyalah bayangan wajah Briella.
Apa yang selama ini telah mereka lalui begitu indah dan banyak kenangan yang membuat Ben tidak bisa melupakannya begitu saja. Namun, Ben tetap merasa tidak pantas untuk menjadi kekasih Briella.
Mau sampai kapan ia akan terus menyalahkan dirinya sendiri? Ben pun meremas bantalnya dan kemudian memukulinya beberapa kali. Percuma saja menyesal sekarang karena waktu tidak dapat diputar kembali.
Kesalahan yang sudah ia lakukan di masa lalu telah menjadi pelajaran baginya sekarang.
***
Keesokan harinya, keadaan Ben tidak kunjung membaik. Ia masih saja demam dan kepalanya pusing berputar-putar. Setidaknya, ia memaksakan dirinya untuk makan meski hanya sedikit demi sedikit.