Tak berapa lama kemudian, ponselnya bergetar lagi. Teleponnya berasal dari nomor yang sama. Ben pun mengangkatnya karena khawatir jika ini adalah nomor telepon klien.
"Halo?" ucap Ben pelan.
"Halo, Ben. Apa kabar?" tanya seorang wanita.
"Lisa? Ini benar kamu kan?"
Lisa pun terkekeh di telepon. "Ya, ini aku. Bagaimana bisa kamu melupakanku, Ben? Kita baru saja berbicara beberapa hari yang lalu."
Ben mendesah. "Untuk apa kamu meneleponku?" tanya Ben dengan nada ketus.
"Kamu tidak perlu ketus begitu padaku. Agak sulit untuk menghubungimu. Jadi, aku sampai harus menggunakan nomor yang lain. Aku curiga jika kamu memblokir nomerku, ternyata itu memang benar. Kenapa kamu memblokirku, Ben? Apa salahku padamu?"
"Lis, mau sampai kapan kamu akan terus menerus menghubungiku? Hubungan kita sudah berakhir. Aku lelah menanggapimu, Lis."
Lisa mendengus. "Aku sudah bosan mendengarmu berkata seperti itu."