Sepanjang jalan, Ben merasa waswas. Ada hal-hal yang aneh dari Briella. Itu memang benar.
Tidak mungkin jika warga sipil biasa seperti Ben bisa ikut terlibat dalam baku tembak dan baku hantam di sebuah dermaga. Jelas-jelas, Ben melihat pria itu mendorong Briella dengan kasar ke dalam sebuah mobil SUV.
Ben sempat melihat ada berita di internetpembunuhan di tempat kejadian itu. Namun, tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut. Pelaku pembunuhan masih menjadi buronan polisi.
Ucapan Briella tentang menjual organ tubuh terasa begitu mencekam, membuat Ben jadi ketakutan sendiri.
Anehnya, Briella malah menertawakan hal tersebut. Ben jadi kesal dibuatnya.
Sekarang ini, Ben telah memasuki kompleks perumahan elit di mana ia harus menyerahkan KTP-nya dan mobilnya diperiksa dengan alat pendeteksi bom.
Ben semakin tegang mengendarai mobilnya. Apa yang Vanessa ucapkan itu pasti benar. Ben tidak bisa menjemput Briella begitu saja.