Ben sudah lelah dengan cemoohan orang-orang tentang video ciuman itu. Ia sudah tidak ingin menjelaskan apa-apa lagi pada mereka jika Ben bukanlah pria gay.
Percuma saja, mereka lebih senang mengejek-ejek Ben, daripada menerima kenyataan yang sebenarnya.
"Apa kamu sudah bertemu dengan Briella?" tanya Jihan.
"Belum," jawab Jack. "Dia menghilang seperti ditelan bumi. Aku rasa dia sengaja menghindari kampus agar aku tidak membuat perhitungan dengannya."
"Lalu, apa kamu sudah meneleponnya?"
"Ponselnya tidak aktif. Percuma saja meneleponnya. Bisa jadi, dia melarikan diri. Lucu. Dia yang berbuat, tapi dia malah kabur begitu saja. Dasar pengecut!" umpat Ben.
Ben terlalu banyak melamun hari itu hingga ia tidak ingat jika ia harus mengurus klien ibunya hari ini.
Sebuah telepon dari ibunya membuat Ben terkejut.
"Iya, Mom."
"Kamu sudah siap-siap untuk berangkat ke pelabuhan?" tanya ibunya.
"Hmmm, sebentar lagi. Aku masih di kampus, Mom."
"Oh, apa aku perlu menelepon Laura?"