Lisa pun tak ingin diam saja. Ia membuka kaitan celana Ben dan menurunkan retsletingnya. Ia memasukkan tangannya ke dalam sana dan meraih senjata Ben yang telah berdiri tegak, siap untuk meluncurkan tembakan.
Lisa mengusapnya ke atas dan ke bawah seolah memijatnya. Ben pun tak tahan dengan gerakan tangan Lisa. Wanita itu telah meraih jiwa dan raganya, memainkannya dalam genggamannya, dan Ben memposisikan hal itu sebagai harapan dirinya akan kenikmatan yang menjanjikan.
Bersama dengan Lisa, Ben akan selalu mendapatkan kenikmatan itu. Tak ada satu wanita pun yang selama ini pernah membuatnya melonjak akan gairah selain Lisa.
Seketika bayangan akan wajah Briella di sosial media memenuhi kepala Ben. Ia membayangkan Briella yang cantik sedang bercumbu dengannya dan tangannya yang nakal sedang mengusap-usap pangkal paha Ben.
Ia langsung membuka matanya lebar-lebar dan menatap Lisa dengan napas yang terengah-engah. Wanita itu lantas tersenyum.