Steve menyetir mobilnya. Hening, tak ada ucapan yang keluar dari bibir keduanya
Semua larut dalam pikiran masing- masing. Anne juga diam memandang jalanya. Tak ingin bicara apapun dengan Steve.
Akhirnya mereka sampai di depan Rumah Anne.
Anne melepaskan seatbeltnya dan mengucapkan Terima kasih.
"Makasih Tuan," ucap Anne. Lalu keluar dari mobil Steve.
"Sama-sama Anne,"
Steve melajukan mobilnya menuju ke Apartememnya.
Ia langsung masuk dan duduk. Tapi keinginan untuk minum dari dirinya. Kakinya melangkah mengambil Wine di lemari.
Ia menuangkan di gelas dan langsung meneguknya. Tiba- tiba Papanya duduk di sofa. Padahal ia tak mendengar suara langkah kaki.
"Pa, kapan masuk? aku tak melihatnya? tanya Steve.
"Baru saja, pintu tak di kunci Papa langsung masuk,"
"Oh,"
Steve memang sengaja tak menutup pintu. Entah kenapa seperti tak ada udara di sini. Serasa sesak di kerongkongan melihat kenyataan yang ada. Takut kalau anak yang di kandung Anne adalah anaknya.