Napas Kinara seakan berhenti mendengar ucapan dr. Hendi itu.
"Aku hampir gila karena mencintaimu Kinara!" desis dr. Hendi menunduk. Ada air mata di kedua pelupuk mata dr. Hendi. Selama ini tersiksa menahan rasa yang bergejolak di hatinya. Badan Kinara terpaku.
Sedangkan wajah Kinara juga ikut menunduk. Perasaannya campur aduk. Kasihan, sedih mengumpal di hati Kinara.
Tak percaya kalau dr. Hendi mencintai dirinya sedalam ini.
"Dr. Hendi sadarlah! aku sudah punya suami!" kata Kinara menyadarkan dr. Hendi.
"Aku tau Kinara! kau sudah punya suami dan kau juga gak mencintaiku! tapi hati ini tak bisa bohong. Kalau aku mencintaimu, Kinara!" ucap dr. Hendi dengan nada menekan.
Dari matanya ia terlihat putus asa. Kinara menghela napas pelan. Ini tak boleh di biarkan.
Sangat pas kalau ia curhat dengannya. Bukankah di depanya ini adalah seorang Psikologi.
Kinara menghela napas pelan. Hatinya tak bisa bohong kalau ia merasa kasihan sama dr. Hendi.