Hari-hari di lalui Rania dengan tenang. Setelah sholat subuh Rania masih meringkuk di bawah selimut, malas menyelimuti dirinya. Entah kenapa dirinya semalas ini? Roger tersenyum melihat istrinya seperti itu. lalu merebahkan diri di samping Rania.
"Kenapa sayang?" tanya Roger perhatian. Mengelus pipi Rania.
"Nggak tau ini, Badanku pegel semua. Rasanya pingin muntah terus pa," ucap Rania. Ia lalu bangkit menuju wastafel memuntahkan isi perutnya yang serasa di aduk- aduk.
"Hoeek.. Hoeek.. "
Rania mengeluarkan isi perutnya. Roger memijat tengkuknya pelan.
"Apa kamu telat bulan ini sayang?" tanya Roger.
"Nggak tau Pa, aku tak perhatikan bulananku,"
"Apa jangan- jangan kamu hamil lagi, sayang?" tanya Roger dengan wajah yang berbinar.
"Aku nggak tau Pa,"
"Sini Papa olesi minyak angin dulu," ucap Roger
Setelah mengolesi minyak angin di tengkuk Rania.
"Mau kemana Pa?"
"Mau ke Apotek Ma, beli tespek, siapa tau Mama beneran hamil!" seru Roger senang.